SANGATTA – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Samarinda menggelar pengawasan makanan pada beberapa titik di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
“Di dua wilayah Bontang dan Kutim, masing-masing kami temukan satu sampel makanan diduga menggunakan formalin atau bahan pengawet,” kata Kepala BPOM Samarinda, Sem Lapik, di Sangatta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa untuk menjaga kualitas makanan selama bulan Ramadhan, BPOM Samarinda melakukan pengawasan ke 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur.
BPOM Samarinda saat ini melakukan pengawasan di Kota Bontang dan Kabupaten Kutim dengan mengambil sampel dari makanan yang dijual di beberapa titik pasar Ramadhan.
“Kami mengumpulkan puluhan sampel yang diuji menggunakan Rapid Test Kit atau alat deteksi cepat untuk menguji bahan berbahaya seperti formalin, boraks, dan pewarna tekstil dalam makanan,” jelasnya.
Sem mengungkapkan bahwa di Kutim, pihaknya mengambil 21 sampel makanan pada dua lokasi pasar Ramadhan. Sampel tersebut diambil secara acak untuk diuji menggunakan alat yang telah disiapkan.
“Dari 21 sampel, 20 sampel aman, namun ditemukan satu sampel pada tes awal yang warnanya ungu, kemungkinan mengandung pengawet formalin,” ungkapnya.
Sebelumnya, hal serupa ditemukan saat melakukan pengawasan di Kota Bontang. Pihaknya juga menemukan satu sampel makanan yang diduga mengandung formalin.
“Di Bontang kemarin kami menguji sekitar 22 sampel dan ada satu sampel yang diduga berbahan formalin,” jelasnya.
Sem menegaskan bahwa temuan tersebut akan kembali dilakukan uji penegasan di laboratorium BPOM Samarinda yang membutuhkan waktu 2-5 hari untuk memastikan dugaan adanya pengawet formalin dalam olahan makanan tersebut.
Dia mengimbau kepada pelaku UMKM untuk cerdas dalam memilih bahan yang digunakan untuk membuat makanan yang akan dijual kepada masyarakat.
“Masyarakat juga sebelum membeli produk makanan pastikan cek keamanan, label, izin edar, dan tanggal kedaluwarsanya,” ujar Sem.